Dalam budidaya ikan lele, air merupakan media yang sangat penting bagi kelangsungan hidup ikan. Namun jika terjadi hujan seperti pada musim hujan yang terjadi beberapa minggu ini, biasanya banyak terjadi kematian benih pada saat awal penebaran, masa remaja, masa pergantian warna air maupun masa menjelang panen. Hal ini dikarenakan pada waktu musim hujan, frekuensi dan tingkat curah hujan yang sangat fluktuatif sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan. Yang dikarenakan sifat air hujan yang memiliki tingkat keasaman tinggi dan berbahaya untuk siklus hidup ikan di kolam.
Fakta dilapangan seringkali kita temukan beberapa kasus diantaranya ikan lele yang tidak mau makan atau nafsu makan yang menurun, yang pada akhirnya berujung kematian. Adapun indikasi kematiannya pun juga beragam diantaranya diawali dengan ikan lele yang mulai menggantung di permukaan air, ikan mengalami perut kembung dan air budidaya yang baunya tidak sedap.
Penyebab utama permasalahan tersebut diatas adalah kurangnya kontrol pada pemberian pakan buatan. Terkadang kita lupa atau belum tau berapa takaran pakan ideal yang harus kita berikan per hari dengan perbandingan biomasa ikan. Pemberian pakan yang asal, yang tidak dihitung jumlah kebutuhan pakan, tidak ditimbang dan sulitnya estimasi biomasa merupakan bagian dari masalah manajemen pemberian pakan.
Pakan buatan dengan kualitas terbaik sekalipun ada faktor pembatasnya, kita juga perlu mengetahui berapa kemampuan cerna pakan pada ikan yang dibudidayakan. Selanjutnya berapa kelebihan pakan yang menjadi bahan pencemar di kolam (sampah) dan juga kotoran (faeces) dari ikan itu sendiri.
Maka dari itu kita perlu memahami cara pemberian pakan yang ideal dan proporsional dengan mempertimbangkan pengaruh cuaca, kualitas air dan kesehatan ikan. Adapun beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kondisi ini adalah :
1. Mengganti air budidaya secara rutin
2. Memberi probiotik
3. Menambahkan suplemen vitamin C untuk daya tahan tubuh ikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar