Jumat, 24 September 2021

BUDIDAYA KUTU AIR UNTUK PAKAN LARVA/BURAYAK IKAN

 


Daphnia sp. atau yang umumnya disebut kutu air merupakan salah satu jenis pakan alami yang potensial untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan pembenihan ikan air tawar terhadap ketersediaan pakan alami yang sesuai bagi benih ikan yang telah berumur 6 hari (Serezova, 2017). Kutu air bisa disebut sebagai pakan alami yang terbaik, khususnya bagi ikan cupang. Hal ini terjadi karena terdapat kandungan protein serta nutrisi yang terbilang tinggi di dalamnya. Namun, kutu air ini sangat jarang ditemukan jika tidak dibudidayakan khususnya pada perairan tawar. Kondisi ini menyebabkan kutu air menjadi terbatas dan perlu dibudidayakan. Sehingga untuk upaya pengelolaannya di perairan tawar sangat dibutuhkan aspek biologi dan ekologis pada kutu air.

Kutu air memiliki keunggulan seperti kemampuan berkembang biak dalam waktu relatif singkat yaitu mulai 4 hari dengan telur sebanyak 4-22 butir (Serezova, 2017). Daphnia sp. dapat hidup pada rentang suhu 18-24°C. Rentang suhu ini merupakan   rentang   suhu   yang    optimal    bagi    pertumbuhan    dan perkembangan Daphnia sp. Diluar suhu tersebut, Daphnia sp. akan cenderung bersifat dorman atau dalam keadaan berhenti untuk tumbuh. Daphnia sp. membutuhkan pH sedikit alkalin yaitu 6,7 sampai 9,2. Seperti halnya makhluk akuatik lainnya pH tinggi dapat bersifat mematikan bagi Daphnia sp. Oleh karena itu kadar NH3 (amonia) perlu dijaga dengan baik. Untuk mengoptimalkan kultur kutu air dapat dilakukan dengan teknik daily feeding, yakni penmbudidayaan dengan memberikan pakan air rendaman dedak setiap hari. Peningkatan konsentrasi amonia dipengaruhi oleh sisa bahan organik yang menyebabkan rentang pH menjadi besar (Sitohang et al., 2012).

Ketahanan Daphnia sp. yang baik pada perairan sedikit oksigen disebabkan oleh kemampuannya untuk melakukan sintesis hemoglobin. Naiknya kadar hemoglobin dalam darah Daphnia sp., selain diakibatkan oleh kurangnya oksigen terlarut di perairan, juga diakibatkan oleh kenaikan suhu dan kepadatan populasi Daphnia sp. yang tinggi. Dalam kondisi oksigen terlarut rendah, maka akan meningkatkan kadar hemoglobin untuk membantu menyalurkan oksigen dalam tubuh mereka. Adanya hemoglobin ini menyebabkan Daphnia sp. berwarna merah. Hal ini tidak akan terjadi apabila kadar oksigen terlarut cukup (Samhari dkk, 2014).

ada dua metode dalam melakukan kultur kutu air, yaitu dengan menggunakan pupuk kotoran unggas dan air pemeliharaan ikan. Langkah-langkah dalam melakukan kultur kutu air pada masing-masing metode adalah sebagai berikut

1.  Mencari Bibit untuk Budidaya Kutu Air

         Sebelum mengetahui cara ternak kutu air, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari bibit kutu air. Dengan majunya teknologi, bisa mencari bibit kutu air di e-commerce. Alternatif lainnya, bisa mencari atau membuat bibit kutu air sendir yang disebut dengan kultur kutu air.

Untuk mendapatkan bibit kutu air dari alam dapat dijumpai di selokan atau genangan air. untuk mengkultur kutu air ada beberapa bahan yang harus disiapkan diantaranya adalah kotoran unggas, susu atau teh, dan ampas kedelai dan bahan-bahan lain sesuai dengan     kebutuhan.

2.  Siapkan Wadah Budidaya Kutu Air

Wadah yang digunakan untuk kultur kutu air dapat mengunakan bak yang terbuat  dari bak beton, bak fiber atau bak plastik/terpal. Jika tidak ada, bisa juga menggunakan ember plastik yang berukuran besar yang sudah tidak terpakai lagi.

Sebelum diisi air, taburilah wadah tersebut menggunakan kapur untuk menetralkan tingkat keasaman.

Selain itu, dalam memelihara kutu air, tidak memerlukan banyak air karena kutu air tidak membutuhkan kolam yang dalam untuk hidup.

A.  Kultur Kutu Air dengan Kotoran Unggas

 Bahan :

 ·         Kotoran unggas

·         Probiotik (Autotrop)

·         Ragi

·         Molase 

Alat :

·         Bak ukuran 1 X 2X 0,5 m

·         Karung / waring

Langkah kerja :

 1.    Kotoran unggas dikeringkan terlebih dahulu

2.    Bak disiapkan dan diisi air hingga 50 cm

3.    Fermentasi pupuk unggas dengan probiotik, ragi dan molase 10 ml probiotik, pupuk 10 kg, ragi 1 butir, molase 100 ml. Proses fermentasi dilakukan selama 2 hari.

4.    Aplikasikan pupuk pada media kultur dengan cara menenmpatkannya pada karung/waring, kemudian ditempatkan di bak kultur dengan dosis 1 kg / 1000 ltr air

5.    Inokulasi Daphnia sebanyak 50 gr

6.    Inkubasi selama 7-15 hari hingga booming dan siap untuk dipanen

A.  Kultur kutu air dengan air media pemeliharaan ikan

Bahan :

 ·         Air kelapa 2 liter

 ·         Molase 1 liter

 ·         Bakteri Lactobacillus 2 botol (yakult)

 ·         Ragi 2 butir

 ·         Air bersih 20 liter

 Langkah Kerja :

 1.    Rebus molase 1 liter dalam air 20 liter hingga mendidih lalu dinginkan sampai benar-benar dingin.

2.    Tambahkan/campurkan air kelapa 2 liter, yakult 2 botol, ragi 2 butir (10 gr ) diaduk hingga merata.

3.  Inkubasi selama 3 hari, bakteri sudah dapat digunakan sebagai starter fermentasi pakan dan dominasi pengurai di air media pemeliharaan ikan hingga air pemeliharan berwarna merah.

4. Gunakan air media pemeliharan sebagai pupuk dengan perbandingan 1 : 5 (1 bagian pupuk/air pemeliharaan, 5 bagian air bersih)

Sumber Pustaka : Tim Budidaya Perikanan BPPP Tegal

PERAWATAN ANAK (LARVA/BURAYAK) IKAN KOI


 Anak ikan koi akan menetas setelah berusia 72 jam. Setelah menetas anak ikan koi akan berdiri tegak di dalam air beradaptasi dengan lingkungannya.
Pada usia penetasan filter air perlu diberi saringan agar anak koi tidak tersedot dan air tetap jernih. Di usia ini, anak ikan koi dapat diberi pakan. Beberapa orang mungkin akan menyarankan memberi pakan rebusan kuning telur. Apakah itu langkah yang tepat?
Setelah anak ikan koi baru menetas berusia 24 jam, mereka akan mulai lincah berenang. Pada tahap ini aerator akan dibutuhkan untuk memastikan pasokan oksigen pada anak ikan koi itu mencukupi.
Cara Pemisahan Anak Ikan Koi Baru Menetas
Jenis larva koi dipilah karena larva warna hitam pertumbuhannya lebih lambat dibanding warna merah. Jika Anda telat memisahkan umumnya warna hitam akan dimakan larva warna merah.
Resiko memberi pakan kuning telur adalah air akan menjadi berbau serta mengandung ammonia dari sisa sisa kuning telur yang mengendap di dasar kolam anak koi. Filter pun tidak efektif untuk membersihkan kolam anak koi dari sisa sisa kuning telur ini. Ini hanya pengalaman beberapa pemilik ikan koi. Sekali lagi, pengalaman tiap orang mungkin berbeda.
Ada juga yang memberikan pakan rebusan kuning telur pada kolam ikan anak koi (bukan akuarium) dan tidak mendapatkan masalah (keracunan atau anak koi mati).
Jika Anda tidak ingin memberi makan anak ikan koi dengan rebusan kuning telur, disarankan memberi pakan PSP (pellet bubuk). 1 kg cukup untuk memberi makan anak koi satu peranakan (ratusan) sampai berukuran 2 cm. Pilihlah PSP yang paling halus seperti tepung. Beri makan PSP minimal 2 kali sehari.
Apapun pilihan pakan anak ikan koi Anda. Janganlah Anda memberikan pakan terlalu banyak, sesuaikan dengan jumlah konsumsi pakan si ikan. Apabila terlalu banyak, maka dapat mencemari air kolam. Dan apabila terlalu sedikit dalam pemberian pakan, maka akan menghambat pertumbuhan ikan.
Penggantian Air Kolam Anak Koi
Masa Pertumbuhan Anak Ikan Koi Baru Menetas
Ikan koi kecil akan menunjukan perubahan di 1 bulan setelah menetas. Warna atau corak ikan koi kecil sudah mulai kelihatan, walaupun masih samar samar dengan warna putih. Kira kira, ukuran tubuh ikan koi kecil setelah 1 bulan ialah sekitar 40 – 50 mm. 
Bagaimana pertumbuhan anak ikan koi?

Cara Pemberian Pakan


                                                        Larva koi berusia 45 jam


                                                           Larva koi berusia 72 jam

                                                        Larva koi berusia 1 minggu



                                                                Larva koi berusia 1 bulan

Ketika umur ikan koi sudah 2 bulan, maka ukuran tumbuhnya akan bertambah drastis menjadi 80 mm an. Warna ikan akan tampak semakin jelas dan kamu bisa mulai menjual bibit pada ukuran yang telah pas. Bibit bisa kamu jual dalam harga satuan. 
Anda bisa mulai menjual benih ikan koi ketika memiliki ukuran 10cm. Atau bahkan dalam keadaan larva pun Anda bisa langsung menjualnya. Keputusan mengambil dan mewujudkan peluang bisnis bergantung Anda sendiri.
Biasanya ikan koi dengan ukuran 10 – 12cm, akan dijual sekitar Rp. 5000 – Rp. 8500 per ekornya. Dan biasanya 1 box atau wadah ikan, terdiri dari beberapa puluh ekor koi
Harga juga ditentukan dari jenis ikan koi tersebut. Semakin bagus jenisnya atau semakin bagus pola dan corak ikan koi, maka semakin mahal pula harganya. Corak warna ikan koi bisa dilihat dan diidentifikasi ketika ukurannya mencapai 5 cm an
Memang ikan koi bisa dijadikan lahan bisnis untuk ikan hias. Entah itu ikan hias kolam maupun ikan hias aquarium. 
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan : 
  • Kolam/Bak terpisah dari induknya. Atau pakai akuarium mini terlaris, 
  • Terpal (untuk kolam tambahan jika dibutuhkan), cek terpal kolam ikan
  • Rumput alami atau buatan (tali raffia yang dibentuk sedemikian rupa menjadi mirip rumput air), 
  • Saringan burayak, 
  • Ember kecil/baskom/wadah anak ikan (burayak),
  • Aerator
Sumber Pustaka : https://notordinaryblogger.com/anak-ikan-koi-baru-menetas-apa-yang-harus-dilakukan


PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN LELE

 

Pada usaha pembudidayaan ikan lele, salah satu permasalahan signifikan yang sering dijumpai oleh pembudidaya ikan adalah timbulnya hama dan penyakit pada ikan. Permasalahan ini telah menimpulkan kerugian dan sangat terdampak pada kelangsungan usaha karena dapat mengakibatkan kematian ikan secara masal, resiko penularan penyakit ke kolam atau ikan lainnya dan kerugian usaha secara finansial.

Meski tidak begitu besar kerugian akibat hama, tetapi adanya hama tetap harus dicegah. Ada beberapa cara untuk mencegah hadirnya hama, di antaranya yaitu :
1) kolam dikeringkan sampai tanah dasarnya retak-retak,
2) dilakukan pengapuran saat persiapan kolam,
3) pada pintu pemasukan air dipasang saringan.

Penyakit didefinisikan sebagai suatu keadaan fisik, morfologi, dan atau fungsi yang mengalami perubahan dari kondisi normal karena beberapa penyebab baik dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal).

Adapun cara mencegah serangan penyakit dapat dengan beberapa cara, di antaranya yaitu
1) mengeringkan kolam untuk memotong siklus hidup penyakit,
2) melakukan pengapuran saat persiapan kolam agar penyebab penyakit bisa mati,
3) menjaga kondisi ikan agar tetap sehat dan tidak stress,
4) menjaga kondisi lingkungan hidup agar sesuai kebutuhan ikan
5) mengurangi kepadatan ikan untuk mencegah kontak langsung antar-ikan, menghindari terjadinya penurunan kadar oksigen dalam air, serta mengikatnya kadar NH3,
6) memberi pakan tambahan yang cukup, tetapi tidak berlebihan
7) mencegah terjadinya luka pada tubuh ikan dengan penanganan yang baik,
8) mencegah masuknya binatang pembawa penyakit, seperti burung, siput, dan lain-lain.

CARA PENGOBATAN 
Melalui air kolam, Cara ini dilakukan dengan mencampurkan obat pada air kolam yang berisi ikan yang sakit. Namun, sebelum ditebarkan, volume air kolam harus diketahui dahulu agar dosis obat yang diberikan sesuai dengan anjuran. 
Melalui perendaman, Dalam perendaman, ikan yang sakit harus dipanen dahulu, kemudian direndam dalam larutan obat dengan dosis sesuai anjuran. 
Melalui makanan, Pengobatan melalui makanan atau sistem oral dilakukan dengan memberi pakan yang sudah diberi obat tertentu pada ikan yang sakit. 
Melalui ikan langsung, Pengobatan langsung pada ikan yang sakit dilakukan dengan cara mengolesi obat pada tubuh ikan, terutama tubuh bagian luar, seperti sisik, kepala, atau mata. 

Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur dan protozoa yang berukuran kecil. Organisme ini menyerang ikan budidaya melalui berbagai media. Berikut ini beberapa jenis penyakit yang menyerang ikan lele :

Penyakit Merah

Penyebab : Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla. Bentuk bakteri ini seperti batang dengan polar flage (cambuk yang terletak di ujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk bergerak, berukuran 0,7–0,8 x 1–1,5 mikron.

Gejala

  • Warna tubuh kusam/gelap, nafsu makan menurun, mengumpul dekat saluran pembuangan, kulit kasat, dan ekses lender.

  • Pendarahan pada pangkal sirip, ekor, sekitar anus dan bagian tubuh lainnya.

  • Sisik lepas, luka di sekitar mulut, dan bagian tubuh lainnya.

  • Pada infeksi berat, perut lembek dan bengkak yang berisi cairan merah kekuningan. 

  • Ikan mati lemas sering ditemukan 

  • Pengendalian :

  • Desinfeksi sarana budidaya sebelum dan selama proses pemeliharaan.

    • Pemberian unsur imunostimulan (penambahan vitamin C pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan.

    • Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau meningkatkan frekuensi penggantian air baru.

    • Perendaman dengan larutan garam dapur dengan konsentrasi 500-1.000 ppm selama 24 jam.

Penyakit Pseudominiasis

Penyebab : Bakteri Pseudomonas spp.

Gejala :

  • Ikan lemah, bergerak agak lambat, bernapas megap-megap di permukaan air.

  • Warna insang pucat dan warna tubuh berubah gelap.

  • Terdapat bercak-bercak merah pada bagian luar tubuhnya dan kerusakan pada sirip, insang dan kulit.

Pengendalian :

  • Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau meningkatkan frekuensi penggantian air baru.

  • Kurangi pemberian pakan dan jumlah ikan dalam kolam.

  • Perendaman dalam larutan garam dapur 500-1.000 ppm

Penyakit Saprolegniasis

Penyebab : Saprolegnia spp. dan Achlya spp.

Gejala :

  • Serangan bersifat akukronis hingga akut, dapat mengakibatkan kematian hingga 100%.

  • Reproduksi secara aseksual, melalui hifa fertile untuk memproduksi spora infektif.

Pengendalian :

  • Menaikkan dan mempertahankan suhu air > 28 C dan/atau penggantian air baru yang lebih sering.

  • Garam dapur pada konsentrasi 1-10 promil selama 10-60 menit.  

Penyakit bintik putih dan gatal/ Trichodiniasis

Penyebab : Ichthyophthirius multifilis.

Gejala :

  • Ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air.

  • Terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang.

  • Ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.

Pengendalian :

  • Air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.

  • Perendaman dengan larutan garam dapur dengan konsentrasi 500-1.000 ppm selama 24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari.


Sumber Pustaka : https://www.nusantaraberdaya.com/2021/06/pengendalian-hama-dan-penyakit-pada.html?m=1