Selasa, 26 Oktober 2021

PEMBENIHAN IKAN MAS


Ikan Mas (Cyprinus carpio, Linn.) merupakan spesies ikan air tawar yang sudah lama dibudidayakan.  Daya adaptasi yang tinggi juga menyebabkan ikan mas dapat hidup dalam ekosistem dataran rendah sampai dataran tinggi (sampai ketinggian 1800 m apl.). Strain tersebut tampak dari keragaman bentuk sisik, bentuk tubuh dan warna. Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau strain. Perbedaan sifat dan ciri dari ras disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan kolam, musim dan cara pemeliharaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari penampilan bentuk fisik, bentuk tubuh dan warnanya.

1.                  BIOLOGI IKAN MAS

  1.1              Klasifikasi ikan mas

 kan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, memiliki badan dengan bentuk panjang dan pipih kesamping serta memiliki daging yang lunak. Ikan mas sendiri sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina sedangkan di Indonesia, ikan mas dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan jenis ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Hingga saat ini sudah terdapat 10 jenis ikan mas yang telah diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya. Klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut (Bachtiar 2002) :

Filum                : Chordata

Subfilum           : Vertebrata

Kelas                : Osteichthyes

Subkelas           : Actinopterygii

Ordo                 : Cypriniformes

Subordo            : Cyprinoidea

Famili              : Cyprinidae

Subfamili         : Cyprininae

Genus             : Cyprinus

Spesies            : Cyprinus carpio

 

Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau strain. Perbedaan sifat dan ciri dari ras disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan kolam, musim dan cara pemeliharaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari penampilan bentuk fisik, bentuk tubuh dan warnanya.

1.2              Habitat dan penyebaran ikan mas

 

Habitat yang disukai ikan mas adalah perairan dengan kedalaman 1 meter yang mengalir pelan, dan subur yang ditandai melimpahnya pakan alami, misalnya rotifer, rotatoria, udang-udang renik dan lain-lain. Sebaliknya larva ikan mas menyukai perairan dangkal, tenang dan terbuka. Sedangkan benih ikan mas yang berukuran cukup besar lebih menyukai perairan yang agak dalam, mengalir dan terbuka. Di negara tropis ikan mas berpijah pada musim hujan. Waktu pemijahan biasanya bertepatan dengan turunnya hujan. Kesiapan proses pemijahan induk dapat terganggu jika media hidupnya tercemar, kandungan oksigen terlarut menurun dan kondisi kesehatan induk menurun (Djarijah 2011). Di alam bebas ikan mas hidup di pinggiran sungai, danau, atau perairan tawar lain dengan kedalaman air yang tidak terlalu dalam dan tidak terlalu deras aliran airnya. Lingkungan perairan yang ideal untuk tempat hidup ikan mas adalah daerah dengan ketinggian 150 – 600 m di atas permukaan laut. Habitat utama ikan mas adalah dalam air tawar. Namun dapat hidup juga di daerah muara sungai yang airnya payau. Penyebaran ikan mas merata di daratan Asia juga Eropa, sebagian Amerika Utara dan Australia. Di Indonesia, ikan mas terdapat di sungai dan danau danau di pulau Sulawesi, Kalimantan, dan Jawa (Narantaka, 2012).

1.3.  Pakan dan Kebiasaan Makan

 Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik, misalnya invertebrata air, udang - udangan renik, larva dan serangga air, kerangkerangan dan tanaman air. Ikan ini juga lahab memakan berbagai jenis bijibijianyang dicampurkan sebagai suplemen makanan buatan (artificial foods). Sumber protein, vitamin, lemak, dan mineral sebagai sumber energi metabolisme tubuh dan pertumbuhan diperoleh dari makanan renik berupa plankton, yaitu plankton nabati (phitoplankton) dan plankton hewani (zooplankton). Hewan-hewankecil tersebut disedot bersama lumpurnya, diambil yang dapat dimanfaatkan dan sisanya dikeluarkan melalui mulut (Djarijah, 2011). Ikan mas sering mencari sumber makanan (jasad-jasad renik) di sekeliling pematang, oleh sebab itu pematang sering rusak dan longsor karenanya. Ikan mas juga suka mengaduk-aduk dasar kolam untuk mencari makanan yang bisa dimanfaatkan seperti larva insecta, cacing-cacingan dan sebagainya. Aktivitas ini akan membantu kawanan benih mencari makanan karena binatang-binatang di dasar kolam yang teraduk ke atas dapat menjadi santapan bagi benih (Santoso,1993).

1.4.            Pemijahan ikan mas

Pemijahan dapat dilakukan secara alami, semi buatan, dan buatan. Pemijahan alami adalah pemijahan yang dilakukan tanpa penambahan bahan atau perlakuan tambahan dari luar tubuh induk ikan mas. Pemijahan semi buatan adalah pemijahan yang dilakukan dengan memeberikan rangsangan hormon pada induk, sedangkan ovulasi terjadi secara alami. Pemijahan buatan adalah pemijahan yang dilakukan dengan memberikan rangsangan hormon pada induk, kemudian dilakukan ovulasi melalui bantuan manusia yaitu dengan stripping atau pengurutan perut induk.

Induksi kelenjar hipofisa atau hormon ovaprim ke dalam tubuh ikan yang sudah matang gonad merupakan salah satu upaya untuk mempercepat proses pemijahan, sehingga dapat merangsang perkembangan telur dan ketersediaan benih dalam kualitas serta kuantitas yang cukup dapat dicapai. Rendahnya nilai fekunditas pada Cyprinus carpio yang dipijahkan secara alami jika dibandingkan dengan yang diinduksi ovaprim. Hal tersebut dikarenakan pada proses pemijahan secara alami kondisi induk dan faktor lingkungan, seperrti suhu dan stres akibat predator, dapat menyebabkan variasi tingkat kematangan telur serta mengakibatkan rendahnya nilai fekunditas. Induksi kelenjar hipofisa atau hormon ovaprim ke dalam tubuh ikan yang sudah matang gonad merupakan salah satu upaya untuk mempercepat proses pemijahan, yang dapat merangsang perkembangan telur dan pemijahan untuk menciptakan ketersediaan benih dalam kualitas dan kuantitas yang cukup. Waktu ovulasi ikan mas berkisar 10-12 jam. Induk betina dalam sekali pemijahan dapat menghasilkan 60.000 telur/induk ikan mas, dengan rata-rata telur yang dibuahi 28,7% telur.

2.                  PEMELIHARAAN DAN SELEKSI INDUK IKAN MAS

 2.1              Pemeliharaan Induk ikan mas

Manajemen pemeliharaan induk sangat penting peranannya dalam kegiatan pemijahan ikan mas koi. Induk yang baik salah satu faktor penunjang untuk medapatkan keberhasilan dalam pemijahan. Calon induk Ikan Mas (Cyprinus carpio) dipelihara pada bak semi permanen. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari pada saat pagi hari pukul 08.00 dan sore hari pukul 15.00 dengan dosis pemberian pakan sebanyak 3% / berat badan/hari ± 2 kg. Kualitas air pada bak induk juga harus tetap dijaga dengan menjaga kebersihan dari bak, ketinggian air juga diperhatikan tidak boleh kurang dari 40 cm. Dalam pemeliharaan indukan ikan mas dibutuhkan pakan, wadah pemeliharaan dan kualitas air yang baik. Kolam pemeliharaan induk ikan mas dapat berupa kolam tanah atau kolam tembok dan juga memiliki saluran pemasukan dan pengeluaran air. Untuk pakan yang dapat diberikan pada indukan ikan mas dapat berupa pakan buatan dengan kualitas yang baik dan kuantitas yang mencukupi. Kolam tanah paling cocok untuk melakukan pemijahan ikan mas. Persiapan yang harus dilakukan adalah penjemuran kolam, pengolahan tanah, pengapuran, pemupukan dan pengairan. Persiapan wadah budidaya untuk kolam induk adalah dengan terlebih dahulu menyikat dinding kolam, hal ini dilakukan untuk menghilangkan lumut yang biasanya menempel pada dinding kolam. Selanjutnya kolam dikeringkan selama 1-3 hari untuk memutus daur hidup patogen. Setelah kering, kolam diisi air dengan ketinggian 1 m-1.5 m. Sebagai pencegahan jamur pada air, kolam juga diberi methylene blue. Kolam pemeliharaan induk adalah kolam yang digunakan sebagai tempat pemeliharaan calon induk hingga matang gonad dan siap untuk memijah. Setiap indukan betina yang akan memijah membutuhkan luasan kolam 6 m2 per kg bobot tubuh, dengan kedalaman air kolam 60-80 cm. Misalnya, untuk indukan seberat 5 kg dibutuhkan kolam seluas 30 m2. Jadi, kolam seluas 100 m2 kira-kira bisa diisi oleh 3 indukan.

2.2     Seleksi Induk ikan mas Siap Pijah

 

Seleksi induk adalah kegiatan memilih atau memisahkan antara induk induk yang sudah matang gonad atau matang telur dengan yang belum. Tujuan dari kegiatan ini untuk mendapatkan induk yang berkualitas dan siap untuk dipijahkan. Seleksi induk merupakan yang sangat menentukan keberhasilan pembenihan sehingga harus dilakukan secara teliti dan akurat berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan. Menurut Sularto et al., (2006), keberhasilan pemijahan induk ditentukan oleh kejelian pemilihan induk yang matang gonad.

Untuk   melakukan   pemijahan   ikan   mas,   sebaiknya   dipilih   induk   ikan   mas yang baik dan sehat. Untuk melakukan seleksi induk dilakukan pada sore atau pagi hari yang suhunya stabil supaya tidak stres, untuk mengetahui induk matang gonad maka       dilakukan       striping        (pengurutan)        secara        hati        -        hati perut induk diurut dari bawah sirip dada atau dibawah tutup insang kearah lubang genital.

Ciri ciri dari induk ikan mas yang siap dipijahkan sebagai berikut :

1.  Calo induk betina

-          Umur minimal 18 bulan.

-          Berat minimal 1,5 kg.

-          Badan terutama bagian perut membesar atau buncit, bila diraba terasa lembek.

-          Gerakan lamban,memberi kesan malas bergerak.

-          Jika bagian perut diurut dari depan ke arah sirip ekor akan mengeluarkan cairan berwarna kuning.

-          Pada malam hari biasanya meloncat-loncat.

 

2.  Calon induk jantan

-          Umur minimal 8 bulan.

-          berat minimal 0,5 kg.

-          Badan tampak ramping /langsing.

-          Gerakannya lincah dan gesit.

-          Jika bagian perut diurut dari depan ke arah sirip ekor akan mengeluarkan cairan berwarna putih (sperma) seperti santan kelapa.

                 

                 3.  PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA BUDIDAYA IKAN MAS

 

3.1.     Persiapan Peralatan dan Media Pemijahan ikan mas

Pertama kali yang harus dipersiapkan untuk pemijahan adalah kolam. Kolam harus di jemur dan di keringkan di bawah sinar matahari yang bertujuan untuk mematikan agen penyakit baik dari bakteri, jamur, virus atau agen lainnya yang dapat menular pada ikan. Pastikan kolam memiliki sirkulasi air masuk dan keluar yang baik karena di ketahui cukup efektif dalam merangsang ikan mas untuk melakukan pembuahan dengan kondisi air mengalir terus menerus, terdapat saringan halus untuk mencegah adanya hama yang masuk dan mengganggu larva serta menghindari larva hanyut ke luar kolam. Selain itu air yang akan di gunakan sebaiknya di endapkan terlebih dahulu kurang lebih selam 24 jam. Hal ini bertujuan untuk mengendapkan bahan-bahan anorganik yang dapat meracuni atau mengganggu proses pemijahan dari ikan mas.

Telur ikan bersifat adesif (menempel), maka harus disiapkan substratnya bisa menggunakan kakaban yang terbuat dari ijuk yang dijepit dengan bambu dipaku dan dikasih pemberat supaya tenggelam dalam air. Kebutuhan kakaban untuk pemijahan ikan mas tergantung pada ukuran dan jumlah indukan. Untuk kakaban berukuran 40×100 cm dibutuhkan 5-6 kakaban per kg induk ikan mas. Kemudian pasang kakaban di dasar kolam. Ikatkan kakaban pada patok yang menancap ke dasar kolam sehingga kakaban dalam posisi melayang. Tidak mengapung di atas air sekaligus juga tidak tenggelam di dasar kolam. Kira-kira berada dibawah permukaan air sekitar10-25 cm.



Ijuk Kakaban untuk tempat menempel telur ikan mas

 


 

3.2      Persiapan Peralatan dan Media Pembesaran ikan mas

 

Kegiatan pendederan dan pembesaran benih ikan mas dapat dilakukan pada wadah yang lebih besar agar pertumbuhan ikan mas lebih maksimal. Secara prinsip media dengan kualitas air yang lebih stabil akan mengoptimalkan pertumbuhan benih ikan mas, artinya bahwa semakin besar media pendederan maka akan semakin optimal pertumbuhan benih ikan mas. Persiapan wadah dan media pembesaran ikan mas antara lain sebagai berikut :

1.    Menyiapkan wadah berupa kolam terpal atau kolam beton sesuai kebutuhan

2.    Melakukan pembersihan/pencucian dan sterilisasi baik dengan dilakukan pengeringan, pencucian dengan klorin dan menyemprotkan obat anti lumut berupa cuprisulfat

3.    Wadah pemeliharaan diisi dengan air yang telah ditandon/diendapkan dengan kedalaman 30 40 cm

4.    Jika pemeliharaan dilakukan pada kolam outdoor, maka air media dapat ditambahkan garam krosok hingga 1 ppt


4.         PEMIJAHAN IKAN MAS

 

4.1.  Pemijahan ikan mas secara alami

 

Pemijahan alami diawali dengan memilih induk betina dan jantan yang sudah siap kawin . Pemijahan alami dilakukan dengan memasangkan induk jantan dan betina dalam kolam dengan perbandingan jantan betina adalah 1 : 1 atau 2 : 1 atau 3 : 1. Penebaran induk ikan mas dilakukan pada pagi hari atau sore hari agar induk tidak stres, namun sebelumnya induk koi diberok terlebih dahulu selama 1 - 2 hari. Pemberokan ini bermaksud untuk melakukan pemeliharaan indukan jantan dan betina dalam kolam terpisah, tanpa diberi makan selama 1-2 hari. Tujuan pemberokan untuk menghilangkan lemak disekitar kantong telur. Lemak yang menyelubungi kantong telur akan menghambat pelepasan sel telur ketika memijah. Selain itu pemberokan juga bertujuan untuk menahan sementara keinginan memijah indukan. Dengan begitu saat waktunya dipijahkan kedua indukan saling tertarik dan melakukan pembuahan. Pemijahan berlangsung pada malam hari menjelang pagi hari setelah itu induk dipindahkan, dan telur yang berada di kakaban akan ditetaskan selama 4 hari.

4.2.  Pemijahan ikan mas secara semi buatan

 Proses pemijahan semi buatan diawali dengan memilih induk yang matang gonad dengan perbandingan antara jantan dan betina sebanyak 1 :1. Sebelum ditempatkan induk diberokan selama 1 - 2 hari pada induk diawali dengan membius induk ikan mas. Pembiusan dengan obat bius khusus ikan atau bisa juga dengan merendam induk ikan mas pada air yang dicampur dengan es batu ini bertujuan untuk memingsankan induk , selama proses penyuntikan hormon ovaprim sehingga mengurangi stres pada ikan dan menghindari terjadinya kematian selama proses penyuntikan hormon. . Penyuntikan dilakukan secara intramuscular atau dekat otot punggung ikan dengan dosis induk betina 0,5 ml/kg dan induk jantan 0,3 ml/kg. Kemudian dilepaskan kembali ke kolam untuk dipelihara sampai memijah.

 4.3.  Pemijahan ikan mas secara buatan

 Pemijahan secara buatan diawali dengan memilih induk jantan dan betina yang sudah matang gonad dengan perbandingan 1 : 3. Sebelum dimasukan kewadah pemijahan ikan diberok selama 1 - 2 hari. Pembiusan dengan obat bius khusus ikan atau bisa juga dengan merendam induk ikan mas pada air yang dicampur dengan es batu ini bertujuan untuk memingsankan induk , selama proses penyuntikan hormon ovaprim sehingga mengurangi stres pada ikan dan menghindari terjadinya kematian selama proses penyuntikan hormon. . Penyuntikan dilakukan secara intramuscular atau dekat otot punggung ikan dengan dosis induk betina 0,5 ml/kg dan induk jantan 0,3 ml/kg, sekitar 9 -10 jam kemudian induk jantan dan betina distriping untuk mengambil telur dan sperma kemudian diencerkan dengan dosis 1 cc + 500 cc NaCL 0,9 persen. Telur yang sudah tercampur diletakkan pada kakaban yang diletakan dalam kakaban.

 



 

Proses Pemijahan ikan mas secara buatan

 

 

 

4.4.  Penetasan telur dan pemeliharaan larva

 

Supaya dapat menetas dengan baik, telur ikan mas harus selalu terendam dalam air dan suhu air dijaga agar selalu konstan, suhu ideal 28 - 300 C. Bila suhu terlalu dingin penetasan dapat berjalan lebih lama, namun bila terlalu tinggi maka telur dapat mati serta membusuk. Selesai melakukan pemijahan, telur yang telah di buahi akan menempel pada kakaban yang disiapkan, induk jantan dan betina dipindahkan pada

kolam induk. Setelah proses pemijahan selesai, segera pindahkan kakaban yang dipenuhi telur ke tempat pemijahan. Bersihkan terlebih dahulu kakaban dari lumpur dengan digoyang-goyangkan secara lembut. Kemudian angkat dan pindahkan ke kolam penetasan atau ke dalam hapa. Tempat penetasan sebaiknya terlindung dari air hujan dan panas yang berlebihan. Di dalam tempo 1-3 hari umumnya telur telah mulai menetas. Untuk mencegah tumbuhnya jamur, air di kolam penetasan bisa diberikan methylen blue. Sedangkan untuk penetasan di hapa, kakaban bisa rendam terlebih dahulu dalam air yang sudah dicampur methylen blue. Kemudian letakan kakaban sekitar 5-10 cm dibawah permukaan air.

Larva yang baru menetas telah membawa kuning telur sebagai persediaan makanan utama yang pertama. Sepanjang itu ikan mas belum memerlukan makanan dari luar di karenakan alat-alat pencernaannya belum terbentuk prima. Di dalam dua atau tiga hari ikan mas telah mulai berenang dan saatnya diberikan pakan alami berupa cacing sutra atau artemia yang disesuaikan dengan bukaan mulutnya. Bisa juga diberikan pakan tambahan berupa kuning telur setiap 2 hari sekali. Kuning telur yang sudah direbus dan dihaluskan kemudian dicampur dengan 4 L air. Tetapi pemberian pakan ini sudah mulai jarang di berikan karena dapat menyebabkan air kolam cepat kotor jika sisa pakan tidak segera di bersihkan. Air kolam yang kotor dapat menyebabkan kematian pada larva. Sebagai pengganti dapat di berikan kutu air (daphnia) yang telah di saring. Pemberian pakan ini sampai burayak berukuran 1 cm. Jika ukuran burayak semakin lebih besar dapat di ganti untuk pemberian pakan dengan menggunakan udang artemia. Bila ukuran burayak 1,5 cm dapat di beri cacing sutera sampai burayak umur 3 minggu dan setelah itu dapat di pindah ke kolam pendederan.


Larva yang telah berumur 2 minggu langsung ditebar pada kolam pendederan yang telah disiapkan. Pendederan dalam kolam bertujuan untuk membesarkan benih yang masih berukuran kecil. Pemindahan larva ke kolam pendederan dilakukan pada pagi hari atau sore hari untuk menghindari suhu yang terlalu tinggi yang dapat mematikan benih ikan. Sebelum benih ditebar, pastikan ketinggian air sudah mencapai 40 cm atau lebih agar fluktuasi suhu kisarannya tidak terlalu lebar. Larva pada kantong terlebih dahulu di aklimatisasi sejenak setelah itu perlahan lahan dilepaskan ikatannya dan dibiarkan berenang sendiri keluar. Hal ini bertujuan agar benih ikan mas tidak stres saat dimasukkan ke dalam wadah baru. Selain dari pakan alami yang sudah ada pada kolam, pemberian pakan juga dilakukan dengan memberikan pelet berukuran 1mm pada pagi dan sore hari sebanyak 8 -10 % biomassa.   Air diisi minimal 40 cm dan selanjutnya air diisi terus menerus hingga batas maksimal yaitu 1 m.

4.5.  Pendederan ikan mas

 

Untuk tahapan pendederan ikan mas pada budidaya ikan mas, ada dua yaitu:

Pendederan I di lakukan selama 2 bulan pemeliharaan dari larva ukuran                

Fingerling/sejari (2 3 cm). Pendederan II di lakukan untuk menumbuhkan pakan alami, melakukan seleksi dan penjarangan.

Ada beberapa syarat penting proses pendederan ikan mas yang perlu diperhatikan yaitu untuk mencapai ukuran fingerling membutuhkan waktu 6 8 minggu, ukuran 5– 8 cm memerlukan waktu 4 bulan. Pada umur ini ikan bisa di beri pakan pellet dengan ukuran 250 mikron dalam sehari pemberian 2 kali.

Selama pendederan air diganti tiap 2 minggu sekali dengan mengurangi air hingga 60% dari volume total dan menambahkan air yang baru. Pengecekan parameter kualitas air dilakukan secara berkala terutama parameter pH harus dijaga agar tetap optimal untuk pertumbuhan koi. Sampling pertumbuhan tidak dilakukan namun langsung pada akhir dari 2 bulan pemeliharaan di kolam pendederan tersebut. Lama pemeliharaan di kolam pendederan ini adalah 2 bulan, yaitu hingga benih mencapai ukuran 9 – 12 cm. Setelah itu ikan diseleksi baik dari segi ukuran (keseragaman), kelengkapan tubuh (tidak cacat), dan warna atau jenis.

 

5.                  PEMELIHARAAN IKAN MAS

 5.1              Manajemen Kualitas Air

Kualitas air media pemeliharaan baik larva, benih maupun induk ikan mas harus dijaga sesuai dengan syarat hidupnya. ikan mas dapat mudah terkena parasit karena termasuk ikan yang kurang aktif bergerak ketika dipelihara sehingga memudahkan parasit menempel dan tumbuh pada badan ikan. Untuk mencegah munculnya serangan penyakit dan menjaga keseimbangan kualitas air, maka ada beberapa perlakuan yang dapat diaplikasikan pada media pemeliharaan ikan mas.

Menjaga kestabilan kualitas air media pemeliharaan menjadi mutlak karena media pemeliharaan ikan mas biasanya terbatas. Terdapat beberapa strategi untuk menjaga kualitas air agar tetap sesuai dengan kebutuhan ikan yaitu :

1.    Membuat tandon airTandon air ini dibuat agar ketersediaan air pengganti atau air media baru pemeliharaan menggunakan air yang sudah stabil. Tandon dapat berupa bak plastik besar, atau darium air bertutup. Treatment yang diberikan pada air tandon hanya pemberian daun ketapang untuk menjaga ph dan menekan organisme merugikan.

 

2.    Pergantian air secara rutin

Pergantian air harus dilakukan secara rutin, tentunya dengan air yang telah dikondisikan/air tandon. Jika pergantian air dengan menggunakan air baru, segera tempatkan daun ketapang kering untuk menjaga kualitas air seimbang dan sesuai kebutuhan ikan mas.

Untuk memperkecil larva ikan mas yang mati, dilakukan pergantian air sebanyak 70- 80% agar kualitas air tetap baik. Selain itu, air pada bak pemeliharan larva ini dapat diganti sesuai dengan kondisi air pada bak, jika air dirasa kotor maka dapat dilakukan penyiponan dan pergantian air yang berasal dari sumur bor menggunakan selang yang pada ujung selang ditambah kain kasa halus. Untuk menjaga ketersediaan oksigen pada bak pemijahan ditambahkan aerasi. Menurut Susanto (2006), oksigen memegang peran yang sangat penting didalam kehidupan seluruh makhluk hidup. Ikan baru bisa menghisap oksigen bila dalam air banyak oksigen terlarut. Oksigen sebanyak 5-6 ppm yang terlarut dalam air dianggap paling ideal untuk pertumbuhan


dan berkembang biak ikan dalam kolam. Menurut Sutisna ( 1995), suhu adalah kapasitas panas. Kisaran suhu yang diperlukan dalam pembenihan ikan adalah antara 25o-30o C untuk Do berkisar 5 mg/L untuk nilai Do yang baik untuk pertumbuhan ikan.


5.2              Pemberian Pakan ikan mas

ikan mas pada umumnya menyukai jenis makanan yang bergerak, makanan harus tersedia sejak telur koi menetas. Oleh karena itu, kebanyakan pembudidaya ikan mas terlebih dahulu melakukan kultur pakan alami sebelum memijahkan ikan mas. Adapun beberapa jenis pakan alami yang sering diberikan pada fase larva ikan mas antara lain Paramecium, Infusoria, Vinegar Eel, Artemia, Kutu Air, Jentik Nyamuk, Cacing Sutra, dan Blood Worm / Cacing Darah.

Pemberian pakan pada ikan mas biasa dilakukan dengan satiasi 100%. Yang artinya ikan kenyang 100%. Untuk masa pertumbuhan dapat dilakukan metode adlibitum dimana pemberian pakan dilakukan secara terus menerus, yang artinya ketersediaan pakan pada media pemeliharaan selalu tersedia. ikan mas biasanya ada pada fase larva sampai umur 3 – 4 hari dari menetas, dan akan mulai membutuhkan pakan alami pada umur 4 hari. Untuk mendukung usaha pembenihan dan pembesaran ikan mas, maka pengetahuan tentang pengadaan pakan alami dijabarkan sebagai berikut :

1.   Infusoria

Larva ikan mas sangat kecil sehingga pada masa awal makan kira-kira usia 4 8 hari memerlukan pakan alami dengan ukuran yang sangat kecil pula sesuai dengan bukaan mulut ikan. Infusoria adalah pakan awal yang paling cocok karena selain ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut larva koi juga kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan larva ikan mas. Untuk mengadakan pakan alami infusoria maka langkah-langkah berikut dapat dilakukan :

-       Siapkan wadah berupa akuarium atau basket sebagai media kultur infusoria

-       Wadah kultur kemudian diisi dengan air media pemeliharaan ikan mas dan dapat ditambahkan dengan air baru yang sudah ditandon. Sebagai catatan, air media pemeliharaan yang digunakan saat kultur harus air dari ikan yang sehat


-       Sebagai substrat dan nutrisi infusoria, maka dapat digunakan sayuran seperti bayam, dan kol yang direbus terlebih dahulu untuk sterilisasi dan mempercepat munculnya infusoria

-       Selain dengan menggunakan sayuran, dapat pula digunakan pellet halus dengan konsentrasi cukup 0,5 ppm.

-       Sebagai kontrol bahan organik pada media kultur, dapat ditempatkan tumbuhan apu-apu.

-       Perubahan air akan terjadi yaitu menjadi keruh. Pada okndisi ini maka infusoria belum muncul. Infusoria akan muncul setelah kondisi air media kultur menjadi jernih.

-       Indikator munculnya infusoria adalah munculnya koloni berwarna putih pada permukaan media kultur. Juka diamati pada air media kultur dan di sinar dengan menggunakan lampu senter akan terlihat infusoria.

-       Jika telah muncul infusoria maka untuk memberikannya pada postlarva ikan mas dapat diberikan bersamaan dengan air media kultur secukupnya sesuai kebutuhan.

-       Pemberian pakan lanjutan berupa Artemia dan Daphnia dapat dilakukan setelah ukuran ikan mas memungkinkan untuk mengkonsumsi Artemia dan Daphnia sp.

2.   Artemia

Artemia masuk kedalam kelas udang renik, pada salinitas tinggi akan membentuk siste yang dapat disimpan dalam kondisi dorman. Siste artemia dapat ditetaskan pada kondisi air yang sesuai. Media hidup adari artemia sendiri adalah air asin dengan salinitas antara 28 – 35 ppt. Kandungan nutrisi dari larva artemia ini sangat cocok untuk larva ikan. Selain mengandung protein yang tinggi mencapai 50% juga kaya akan mineral yang dibutuhkan larva untuk pembentukan tulang dan sisik serta perkembangan jaringan tubuh lainnya.

Benih ikankoi akan dapat mengkonsumsi larva artemia secara lancar memasuki usia 6 – 8 hari. untuk itu pakan alami artemia ini dapat disiapkan sebagai pakan lanjutan. Pemberian pakan artemia ini tidak perlu terlalu lama, cukup 3 – 4 hari saja karena benih ikan mas sudah dapat mengkonsumsi Daphnia sp atau Moina sp. Adapun cara kultur artemia adalah sebagai berikut :


-       Siapkan wadah kultur berupa botol atau galon air mineral atau wadah berbentuk kerucut lainnya. Wadah kultur tersebut kemudian di cat hitam pada sekeliling wadah kecuali pada bagian dasar.

-       Wadah kultur diposisikan bagian kerucut ada dibawah dan bagian atas atau dasar botol/galon dibuka/dipotong. Pada bagian dasar kerucut ditutup sengan kuat agar tidak bocor saat diisi air. Untuk mempermudah panen artemia, dapat pula dipasang selang panen pada bagian dasar sehingga saat panen hanya membuka kran panen saja. Namun dengan pemasangan saluran tersebut maka siste artemia terkadang banyak yang masuk kedalam selang sehingga tidak menetas. Jika demikian maka saluran dapat ditiadakan dan menggunakan teknik sifon untuk memanen larva artemia

-       Wadah diidi dengan air laut dengan salinitas 30 – 38 ppt, jika tidak tersedia air laut maka dapat diganti dengan garam. Penambahan garam dilakukan agar salinitas yang dihasilkan sama dengan salinitas air laut yaitu 30 – 38 gr/liter air

-       Pasang aerasi pada bagian dasar kerucut wadah kultur agar nantinya siste artemia selalu dalam keadaan teraduk

-       Jika wadah kultur sudah siap, media kultur sudah siap dan sistem pengaerasian sudah berjalan maka langkah selanjutnya adalah memasukkan siste artemia kedalam media kultur

-       Dalam 24 jam maka siste artemia akan menetas dan siap untuk dipanen.

-       Panen artemia dapat dilakukan dengan cara mengendapkan artemia yang telah menetas agar berada dibawah dimana pada bagian dasar wadah kultur tidak diberikan warna/cat sehingga akan lebih terang. Karena sifatnya yang fototaksis positif maka larva artemia akan mengumpur didasar.

-       Untuk mengendapkan, angkat aerasi dan tutup pada bagian atas wadah kultur sehingga gelap. Pengendapan ini dapat berlangsung 5 – 10 menit. Kulit/cangkang siste yang telah menetas akan berada di permukaan media kultur. Artinya terpisah antara yang menetas dan cangkang.

-       Pengambilan larva artemia dapat dilakukan dengan membuka kran panen yang telah terpasang didasar wadah atau dengan menyifon larva artemia.

-       Pengambilan larva artemia dapat dilakukan bertahap disesuaikan dengan waktu pemberian pakan.

3.   Daphnia sp dan Moina sp.

Selain pakan alami Infusoria dan Artemia, pakan alami yang dapat diberikan adalah Daphnia sp dan Moina sp. Pakan alami jenis ini sangat populer digunakan baik untuk induk ikan mas maupun benih ikan mas. Pemberian pakan ini pada induk akan meningkatkan jumlah telur jika dibandingkan dengan pakan lain seperti cacing sutera dan jentik nyamuk. Daphnia sp memiliki kandungan lemak yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan cacing sutera dan jentik nyamuk sehingga lebih baik dalam pembentukan sel telur. Pakan alami jenis ini biasa ditemukan pada genangan air dengan bahan kandungan organik.

Langkah-langkah dalam melakukan kultur Daphnia sp dan Moina sp yaitu :

-       Wadah kultur didapkan dan dibersihkan. Wadah kultur dapat berupa akuarium, bak beton/terpal berukuran besar

-       Jika menggunakan pupuk organik dari kotoran unggas, maka dosis yang digunakan cukup 0,2 gr/liter dan ditempatkan pada jaring agar padatan dari kotoran unggas tidak hancur dan terlarut pada media kultur

-       Inokulasi/penebaran biang Daphnia sp dapat dilakukan setelah air menjadi bening setelah pemupukan. Kondisi keruh setelah pemupukan mengindikasikan proses dekomposisi pupuk masih berlangsung sehingga air media kultur masih reaktif dan bersifat panas untuk Daphnia sp.

-       Setelah pemupukan dilakukan dan air terlihat jernih, maka inokulasi dapat dilakukan dan dibiarkan selama 2 minggu. Dalam waktu tersebut, Daphnia akan berkembang biak. Pemanenan dapat dilakukan dan disisakan sebagai biangan untuk dikembangkan kembali. Jika Daphnia sudah berkembang, maka dapat dilakukan pemupukan susulan.

-       Jika metode pemupukan tersebut dirasa kurang efektif, maka sebagai media pemeliharaan/kultur dapat diganti dengan air media pemeliharaan ikan dimana kandungan bahan organik sudah sesuai sebagai media hidup dari Daphnia dan Moina. Sebaiknya digunakan air pemeliharaan yang masih baik atau tidak terlalu berbau. Jika air media kultur berubah menjadi jernih maka dapat ditambahkan air


pemeliharaan ikan kembali sebagai pupuk. Panen dilakukan jika populasi sudah padat dan disisakan sebagai bian untuk dikultur tahap selanjutnya.

Selain pakan alami diatas, pakan alami lainnya yang dpat digunakan adalah cacing sutera dan jentik nyamuk. Pakan alami jenis ini biasa diperoleh kolekting dari alam karena jumlahnya melimpah. Pakan jentik nyamuk dan cacing sutera memiliki kandungan protein dan lemak yang tinggi sehingga akan sangat cocok untuk ikan mas dalam masa pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan pemberian pakan dapat dilakukan 2 – 3 kali sehari dengan satiasi 100%. Sedangkan untuk induk pemberian pakan cukup diberikan 1 kali sehari satiasi 100 %. Pemberian pakan terlalu banyak pada induk akan berdampak ikan terlampau gemuk dan berlemak sehingga produksi telur menjadi berkurang.


6.         PENGENDALIAN PENYAKIT

 

Penyakit merupakan salah satu hambatan dalam proses budidaya ikan, selain faktor lingkungan dan manajemen. Penyakit ikan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan suatu fungsi alat tubuh baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyakit menyerang ikan melalui proses hubungan antara tiga faktor, yaitu kondisi lingkungan (kondisi di dalam air), kondisi inang (ikan), dan adanya jasad patogen (jasad penyakit). Penyakit bakterial, virus, dan lainnya merupakan suatu kendala dalam usaha budidaya ikan air tawar (Pasaribu & Sumantri, 2004). Penyakit MAS (Motil Aeromonas Septicemia) pada ikan disebabkan oleh bakteri A. hydrophila, dan penyakit ini bersifat sistemik (Hernayanti et al., 2004). Bakteri tersebut menyerang apabila daya tahan tubuh ikan turun akibat stress dan penurunan kualitas lingkungan (Munajat & Budiana, 2003). Penyakit MAS (Motil Aeromonas Septicemia) sering pula menjadi infeksi sekunder setelah serangan parasit. Dalam budidaya ikan, Penyakit ikan dapat mengakibatkan kerugian ekonomis. Kerugian yang ditimbulkan bergantung pada presentase populasi yang terserang penyakit, umur ikan yang sakit, parahnya penyakit, dan adanya infeksi sekunder. Penyakit-penyakit tersebut banyak yang bersifat infeksi seperti juga penyakit pada hewan berdarah panas. Bagi ikan, faktor faktor non infeksi juga sangat berperan.

Penyakit menjadi momok dalam kegiatan budidaya perikanan, kegagalan dalam budidaya salah satu faktor penyebab terbesar adalah penyakit. Untuk itu sebisa mungkin dilakukan pencegahan. Beberapa penyakit pada ikan mas secara singkat dapat dijabarkan sebagai berikut :

1.  Infeksi Jamur Kulit Saparoglenia (si kapas putih)

Penyebab: Jamur, kondisi air yang kotor Sifat Penyakit: Dapat menular

Gejala: Muncul bercak-bercak putih seperti kapas di badan ikan (seperti panuan) dan luka seperti gigitan kutu ikan, ikan jadi kurang aktif bergerak, nafsu makan menurun, sirip menguncup, warna memucat.

Pengobatan:

-  Isolasi/karantina ikan yang sakit


-  Ganti Air total, tempatnya dicuci bersih

-  Methylene Blue

-  Garam Aquarium

-  Ganti air total 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda-tanda membaik, ulangi lagi pengobatan seperti di atas.

-   Buang bulu bulu halus jamur kemudian mengolesnya pakai kapas yang diberi obat merah

 

2.  Fin Rot (Busuk Sirip)

Penyebab: Bakteri, kondisi air yang kotor Sifat Penyakit: Dapat menular

Gejala: Muncul warna gelap atau kadang kemerahan seperti berdarah di pinggiran sirip, sirip yang terserang lama kelamaan akan habis seperti rontok/sobek, ikan masih tetap aktif bergerak, nafsu makan tetap baik, sirip bisa menguncup, warna memucat. Bila sudah parah busuknya akan merembet sampai ke badan ikan.

Pengobatan:

-  Isolasi/karantina ikan yang sakit

-  Ganti Air total, tempatnya dicuci bersih

-   Antibiotik (Ampicillin, Super Tetra, dan sebagainya yang mana yang lebih mudah tersedia, dosisnya cukup 1 tetes per aquarium)

-  Atau: Gunakan General Tonic

-  Garam Aquarium

-  Ganti air total 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda-tanda membaik, ulangi lagi pengobatan seperti di atas.

 

3.  White Spot atau Ick (Bintik putih)

Penyebab: Parasit, kondisi air yang kotor, bisa berasal dari pakan hidup yang kurang bersih

Sifat Penyakit: Sangat menular

Gejala: Muncul bintik2 putih di badan ikan, ikan kurang aktif bergerak, kurang nafsu makan, sirip bisa menguncup, warna memucat. Ikan sering bergerak cepat dan menabrak dinding aquarium, seperti berusaha menggaruk badannya.


Bila sudah parah bintik putihnya akan merembet sampai ke seluruh badan ikan. Pengobatan:

-  Isolasi/karantina ikan yang sakit

-  Ganti Air total, tempatnya dicuci bersih

-  Methylene Blue

-  Garam Aquarium

-  Jemur ikan di bawah sinar Matahari pagi

-   Ganti air total 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda2 membaik, ulangi lagi pengobatan seperti dari atas.

 

4.  Lernaea (cacing jangkar)

Penyebab: Parasit cacing jangkar, kondisi air yang kotor.

Sifat Penyakit: Sangat menular

Gejala: Biasanya parasit ini menempel pada bagian luar tubuh ikan atau pada insang. Cacing ini menghisap cairan tubuh, sehingga badan koi menjadi lemah dan tubuhnya kurus, kalau tidak segera diatasi koi akan mati. Dalam jumlah sedikit, lernaea pada seekor koi dapat dicabut dengan pinset.Bekas luka yang berdarah diolesi obat merah. Pengobatan:

-  Isolasi/karantina ikan yang sakit

-  Ganti Air total, tempatnya dicuci bersih

-  Methylene Blue

-  Garam Aquarium

-     Jika serangan merata rendam dengan larutan formali konsentrasi 25 ppm selama 10 menit pengulangan 2 - 3 kali setiap 2 hari sekali

-   Ganti air total 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda2 membaik, ulangi lagi pengobatan seperti dari atas.

 

5.  Penyakit Lumpur

Penyakit ini timbul akibat pemberian pakan yang mengandung protein secara berlebihan dan suhu air rendah, sehingga mengakibatkan kulit koi mengalami iritasi dan pembuluh darahnya terinfeksi bakteri. Kondisi ini akan kembali pulih jika air kolam segera diganti dengan yang baru dan bersih. Untuk mempercepat


penyembuhan, lakukan perendaman dengan garam dapur 10 % setiap hari dan biarkan selama satu jam sampai ikan benar-benar sembuh.

 

6.  Dropsy (penyakit pinecone)

Penyebab: Bakteri Internal (menyerang Ginjal), kondisi air yang kotor atau pakan yang kotor

Sifat Penyakit: SANGAT SANGAT menular

Gejala: Sisik ikan rontok, Perut ikan mulai membengkak berisi cairan dan lendir, ikan jadi tdk aktif, nafsu makan berkurang seringkali tdk mau mkn sama sekali, sirip bisa menguncup, warna memucat, sulit berenang, ikan sulit bernapas.

Pengobatan:

Dikarenakan gejala awal dropsy yang seringkali mirip dengan sembelit, dan baru ketahuan pd saat sisik mulai terangkat, maka sangat sulit menyembuhkan penyakit ini. Lakukan hal sebagai berikut:

-   Isolasi/karantina ikan yang sakit tambahkan garam ikan sebanyak satu sendok teh untuk 3,8 liter air, ganti air dan garamnya tiap 2 hari sekali

-  Ganti Air total, tempatnya dicuci bersih

-  Antibiotik (Kanaplex 36 gram per 3,8 liter air ke dalam aquarium selama 7 hari.)

-  Atau: Gunakan obat Anti Internal Bacteria

-  Beri pakan yang sudah dicampur obat yakni Oxytetracyccline 55 mg per kg berat ikan selama 10 hari berturut-turut.

-  Ganti air total 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda2 membaik.


Sumber Pustaka : Tim Budidaya Perikanan BPPP TEGAL, 2021

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar