1. BIOLOGI IKAN MAS
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichthyes
Subkelas :
Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Subordo : Cyprinoidea
Famili : Cyprinidae
Subfamili : Cyprininae
Genus :
Cyprinus
Spesies :
Cyprinus carpio
Saat ini ikan mas mempunyai
banyak ras atau strain. Perbedaan
sifat dan ciri dari ras disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah
adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan
kolam, musim dan cara pemeliharaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari penampilan bentuk
fisik, bentuk tubuh dan warnanya.
1.2
Habitat dan penyebaran ikan mas
Habitat yang disukai ikan mas adalah
perairan dengan kedalaman 1 meter yang
mengalir pelan, dan subur yang ditandai melimpahnya pakan alami, misalnya rotifer,
rotatoria, udang-udang renik dan lain-lain. Sebaliknya larva ikan mas menyukai perairan dangkal, tenang dan
terbuka. Sedangkan benih ikan mas yang berukuran cukup besar lebih menyukai perairan
yang agak dalam, mengalir dan terbuka.
Di negara tropis ikan mas berpijah pada musim hujan. Waktu pemijahan biasanya bertepatan dengan turunnya hujan.
Kesiapan proses pemijahan induk dapat terganggu
jika media hidupnya tercemar, kandungan oksigen terlarut menurun dan kondisi kesehatan induk menurun (Djarijah
2011). Di alam bebas ikan mas hidup di pinggiran
sungai, danau, atau perairan tawar lain dengan kedalaman air yang tidak terlalu dalam dan tidak terlalu deras
aliran airnya. Lingkungan perairan yang ideal
untuk tempat hidup ikan mas adalah daerah dengan ketinggian 150 – 600 m
di atas permukaan laut. Habitat utama
ikan mas adalah dalam air tawar. Namun dapat hidup juga di daerah muara sungai yang airnya payau. Penyebaran ikan
mas merata di daratan Asia juga Eropa, sebagian Amerika Utara
dan Australia. Di Indonesia, ikan mas
terdapat di sungai dan danau danau di pulau Sulawesi, Kalimantan, dan Jawa (Narantaka, 2012).
1.3. Pakan dan Kebiasaan
Makan
1.4.
Pemijahan ikan mas
Pemijahan dapat dilakukan secara alami,
semi buatan, dan buatan. Pemijahan alami
adalah pemijahan yang dilakukan tanpa penambahan bahan atau perlakuan tambahan dari luar tubuh induk ikan mas.
Pemijahan semi buatan adalah pemijahan yang
dilakukan dengan memeberikan rangsangan hormon pada induk, sedangkan ovulasi
terjadi secara alami. Pemijahan buatan adalah pemijahan
yang dilakukan dengan memberikan rangsangan hormon pada
induk, kemudian dilakukan ovulasi melalui bantuan
manusia yaitu dengan stripping
atau pengurutan perut induk.
Induksi kelenjar hipofisa atau hormon ovaprim ke dalam tubuh ikan yang
sudah matang gonad merupakan salah satu upaya untuk mempercepat proses pemijahan,
sehingga dapat merangsang perkembangan telur dan ketersediaan benih dalam kualitas serta kuantitas yang cukup
dapat dicapai. Rendahnya nilai fekunditas pada
Cyprinus carpio yang dipijahkan
secara alami jika dibandingkan dengan yang diinduksi
ovaprim. Hal tersebut dikarenakan pada proses pemijahan secara alami kondisi induk dan faktor lingkungan,
seperrti suhu dan stres akibat predator, dapat
menyebabkan variasi tingkat kematangan telur serta mengakibatkan
rendahnya nilai fekunditas. Induksi
kelenjar hipofisa atau hormon ovaprim ke dalam tubuh ikan yang sudah matang gonad merupakan salah satu upaya untuk mempercepat proses pemijahan, yang dapat merangsang perkembangan telur dan pemijahan untuk menciptakan
ketersediaan benih dalam kualitas dan kuantitas yang cukup. Waktu ovulasi
ikan mas berkisar
10-12 jam. Induk betina dalam sekali pemijahan
dapat menghasilkan 60.000 telur/induk ikan mas, dengan rata-rata telur yang dibuahi
28,7% telur.
2.
PEMELIHARAAN DAN SELEKSI INDUK IKAN MAS
Manajemen pemeliharaan induk sangat penting
peranannya dalam kegiatan
pemijahan ikan mas koi. Induk yang baik salah satu faktor penunjang
untuk medapatkan keberhasilan
dalam pemijahan. Calon induk Ikan Mas (Cyprinus carpio) dipelihara pada bak semi permanen. Pemberian pakan dilakukan 2
kali sehari pada saat pagi hari pukul
08.00 dan sore hari pukul 15.00 dengan dosis pemberian pakan sebanyak 3% / berat badan/hari ± 2 kg.
Kualitas air pada bak induk juga harus tetap
dijaga dengan menjaga kebersihan dari bak, ketinggian air juga
diperhatikan tidak boleh kurang dari
40 cm. Dalam pemeliharaan indukan ikan mas dibutuhkan pakan, wadah pemeliharaan dan kualitas air yang
baik. Kolam pemeliharaan induk ikan mas dapat
berupa kolam tanah atau kolam tembok dan juga memiliki saluran pemasukan dan pengeluaran air. Untuk pakan yang
dapat diberikan pada indukan ikan mas dapat
berupa pakan buatan dengan kualitas
yang baik dan kuantitas yang mencukupi. Kolam tanah paling cocok untuk melakukan
pemijahan ikan mas. Persiapan yang harus dilakukan
adalah penjemuran kolam, pengolahan tanah, pengapuran, pemupukan
dan pengairan. Persiapan wadah budidaya untuk kolam induk adalah dengan terlebih dahulu menyikat dinding
kolam, hal ini dilakukan untuk menghilangkan lumut yang biasanya
menempel pada dinding
kolam. Selanjutnya kolam dikeringkan selama 1-3 hari untuk memutus
daur hidup patogen.
Setelah kering, kolam diisi
air dengan ketinggian 1 m-1.5 m. Sebagai pencegahan jamur pada air, kolam juga diberi methylene blue. Kolam pemeliharaan induk
adalah kolam yang digunakan sebagai
tempat pemeliharaan calon induk hingga matang gonad dan siap untuk memijah. Setiap indukan betina yang akan memijah membutuhkan luasan kolam 6 m2 per
kg bobot tubuh, dengan kedalaman air kolam 60-80 cm. Misalnya, untuk indukan seberat 5 kg dibutuhkan
kolam seluas 30 m2. Jadi, kolam seluas 100 m2
kira-kira bisa diisi oleh 3 indukan.
2.2
Seleksi Induk ikan mas Siap
Pijah
Seleksi induk adalah kegiatan memilih
atau memisahkan antara induk induk yang sudah matang gonad atau matang telur dengan yang belum. Tujuan dari kegiatan
ini untuk mendapatkan induk yang berkualitas dan siap untuk dipijahkan. Seleksi
induk merupakan yang sangat menentukan keberhasilan pembenihan sehingga harus dilakukan secara teliti dan
akurat berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan.
Menurut Sularto et al., (2006),
keberhasilan pemijahan induk ditentukan oleh
kejelian pemilihan induk yang matang gonad.
Untuk
melakukan pemijahan ikan
mas, sebaiknya dipilih
induk
ikan mas yang baik dan sehat. Untuk
melakukan seleksi induk dilakukan pada sore atau pagi hari yang suhunya stabil supaya tidak stres, untuk mengetahui
induk matang gonad maka dilakukan striping (pengurutan) secara hati -
hati perut induk diurut dari
bawah sirip dada atau dibawah tutup insang kearah lubang genital.
Ciri – ciri dari induk ikan mas yang siap dipijahkan sebagai berikut :
1. Calo induk betina
-
Umur minimal 18 bulan.
-
Berat minimal 1,5 kg.
-
Badan terutama bagian perut membesar
atau buncit, bila diraba terasa
lembek.
-
Gerakan lamban,memberi kesan malas bergerak.
-
Jika bagian perut diurut dari depan ke arah sirip ekor akan mengeluarkan cairan
berwarna kuning.
-
Pada malam hari biasanya meloncat-loncat.
2. Calon induk jantan
-
Umur minimal 8 bulan.
-
berat minimal 0,5 kg.
-
Badan tampak ramping
/langsing.
-
Gerakannya lincah dan gesit.
- Jika bagian perut diurut dari depan ke arah sirip ekor akan mengeluarkan cairan berwarna putih (sperma) seperti santan kelapa.
3.1. Persiapan Peralatan dan Media Pemijahan ikan mas
Pertama kali yang harus dipersiapkan
untuk pemijahan adalah kolam. Kolam harus di jemur dan di keringkan
di bawah sinar matahari yang bertujuan untuk mematikan
agen penyakit baik dari bakteri, jamur, virus atau agen lainnya yang dapat menular pada ikan. Pastikan kolam
memiliki sirkulasi air masuk dan keluar yang baik karena di ketahui
cukup efektif dalam merangsang ikan mas untuk melakukan pembuahan
dengan kondisi air mengalir terus menerus, terdapat
saringan halus untuk mencegah adanya hama yang masuk dan
mengganggu larva serta menghindari larva
hanyut ke luar kolam. Selain itu air yang akan di gunakan sebaiknya di endapkan terlebih dahulu kurang lebih selam 24
jam. Hal ini bertujuan untuk mengendapkan bahan-bahan
anorganik yang dapat meracuni atau mengganggu proses pemijahan dari ikan
mas.
Telur ikan bersifat adesif (menempel),
maka harus disiapkan substratnya bisa menggunakan
kakaban yang terbuat dari ijuk yang dijepit dengan bambu dipaku dan dikasih pemberat supaya tenggelam dalam
air. Kebutuhan kakaban untuk pemijahan ikan
mas tergantung pada ukuran dan jumlah indukan. Untuk kakaban berukuran 40×100 cm dibutuhkan 5-6 kakaban per kg induk ikan mas. Kemudian pasang kakaban
di dasar kolam. Ikatkan kakaban pada patok yang menancap ke dasar kolam sehingga kakaban dalam posisi melayang.
Tidak mengapung di atas air sekaligus juga tidak
tenggelam di dasar kolam. Kira-kira berada dibawah permukaan air sekitar10-25 cm.
Ijuk Kakaban untuk tempat menempel
telur ikan mas
Kegiatan pendederan dan pembesaran benih
ikan mas dapat dilakukan pada wadah
yang lebih besar agar pertumbuhan ikan mas lebih maksimal. Secara prinsip media dengan kualitas
air yang lebih stabil akan mengoptimalkan pertumbuhan benih ikan mas, artinya bahwa semakin besar media pendederan
maka akan semakin optimal pertumbuhan
benih ikan mas. Persiapan wadah dan media pembesaran ikan mas antara lain sebagai berikut :
1. Menyiapkan wadah berupa
kolam terpal atau kolam beton sesuai kebutuhan
2.
Melakukan pembersihan/pencucian dan sterilisasi baik dengan dilakukan
pengeringan, pencucian dengan klorin dan menyemprotkan obat anti lumut berupa cuprisulfat
3.
Wadah pemeliharaan diisi dengan air
yang telah ditandon/diendapkan dengan kedalaman 30 – 40 cm
4.
Jika pemeliharaan dilakukan pada kolam outdoor,
maka air media dapat ditambahkan garam krosok hingga 1 ppt
4.1. Pemijahan ikan mas secara alami
Pemijahan alami diawali dengan memilih induk betina dan
jantan yang sudah siap kawin . Pemijahan alami dilakukan dengan
memasangkan induk jantan dan betina dalam
kolam dengan perbandingan jantan betina adalah 1 : 1 atau 2 : 1 atau 3 : 1. Penebaran induk ikan mas dilakukan pada
pagi hari atau sore hari agar induk tidak stres, namun sebelumnya induk koi diberok
terlebih dahulu selama 1 - 2 hari. Pemberokan ini bermaksud untuk melakukan pemeliharaan indukan jantan dan betina dalam kolam terpisah,
tanpa diberi makan selama 1-2 hari. Tujuan pemberokan untuk menghilangkan lemak disekitar kantong telur. Lemak yang menyelubungi kantong telur akan
menghambat pelepasan sel telur ketika memijah.
Selain itu pemberokan juga bertujuan untuk menahan sementara keinginan
memijah indukan. Dengan begitu saat
waktunya dipijahkan kedua indukan saling tertarik dan melakukan pembuahan. Pemijahan berlangsung pada malam hari
menjelang pagi hari setelah itu
induk dipindahkan, dan telur yang berada di kakaban akan ditetaskan selama
4 hari.
Proses Pemijahan ikan mas secara buatan
4.4. Penetasan telur dan pemeliharaan larva
Supaya dapat menetas dengan baik, telur ikan mas harus
selalu terendam dalam air dan suhu
air dijaga agar selalu konstan, suhu ideal 28 - 300 C. Bila suhu
terlalu dingin penetasan dapat
berjalan lebih lama, namun bila terlalu tinggi maka telur dapat mati serta membusuk. Selesai
melakukan pemijahan, telur yang telah di buahi akan menempel
pada kakaban yang disiapkan, induk jantan dan betina dipindahkan pada
kolam induk. Setelah proses pemijahan selesai, segera pindahkan kakaban yang dipenuhi telur ke tempat pemijahan.
Bersihkan terlebih dahulu kakaban dari lumpur
dengan digoyang-goyangkan secara lembut. Kemudian
angkat dan pindahkan
ke kolam penetasan
atau ke dalam hapa. Tempat
penetasan sebaiknya terlindung dari air hujan dan
panas yang berlebihan. Di dalam tempo 1-3 hari umumnya telur telah mulai menetas. Untuk mencegah tumbuhnya
jamur, air di kolam penetasan bisa diberikan
methylen blue. Sedangkan untuk
penetasan di hapa, kakaban bisa rendam terlebih
dahulu dalam air yang sudah dicampur methylen blue. Kemudian letakan kakaban sekitar 5-10 cm dibawah
permukaan air.
Larva yang baru menetas telah membawa
kuning telur sebagai persediaan makanan
utama yang pertama. Sepanjang itu ikan mas belum memerlukan makanan dari luar di karenakan alat-alat
pencernaannya belum terbentuk prima. Di dalam dua atau tiga hari ikan mas telah mulai berenang dan saatnya
diberikan pakan alami berupa cacing
sutra atau artemia yang disesuaikan dengan bukaan mulutnya. Bisa juga diberikan pakan tambahan berupa
kuning telur setiap 2 hari sekali. Kuning telur yang sudah direbus
dan dihaluskan kemudian
dicampur dengan 4 L air. Tetapi pemberian pakan ini sudah mulai jarang di
berikan karena dapat menyebabkan air kolam
cepat kotor jika sisa pakan tidak segera di bersihkan. Air kolam yang kotor dapat menyebabkan kematian
pada larva. Sebagai
pengganti dapat di berikan kutu air
(daphnia) yang telah di saring. Pemberian pakan ini sampai burayak berukuran 1 cm. Jika ukuran burayak semakin lebih
besar dapat di ganti untuk pemberian pakan dengan
menggunakan udang artemia. Bila ukuran burayak 1,5 cm dapat di beri cacing sutera sampai burayak umur 3 minggu dan
setelah itu dapat di pindah ke kolam pendederan.
Larva yang telah berumur 2 minggu
langsung ditebar pada kolam pendederan yang
telah disiapkan. Pendederan dalam kolam bertujuan untuk membesarkan benih yang masih berukuran kecil. Pemindahan
larva ke kolam pendederan dilakukan pada pagi hari atau sore hari untuk menghindari suhu yang terlalu
tinggi yang dapat mematikan benih ikan. Sebelum
benih ditebar, pastikan
ketinggian air sudah mencapai
40 cm atau lebih agar fluktuasi suhu
kisarannya tidak terlalu lebar. Larva pada kantong
terlebih dahulu di aklimatisasi sejenak
setelah itu perlahan
lahan dilepaskan ikatannya dan
dibiarkan berenang sendiri keluar. Hal ini bertujuan agar benih ikan mas tidak stres saat dimasukkan
ke dalam wadah baru. Selain dari pakan alami yang sudah ada pada kolam, pemberian pakan juga dilakukan
dengan memberikan pelet berukuran 1mm pada pagi dan sore hari sebanyak
8 -10 % biomassa. Air diisi minimal 40 cm dan selanjutnya air
diisi terus menerus hingga batas maksimal yaitu 1 m.
Untuk tahapan pendederan ikan mas pada budidaya ikan mas,
ada dua yaitu:
Pendederan I di lakukan selama 2 bulan pemeliharaan dari larva – ukuran
Fingerling/sejari (2 – 3 cm). Pendederan II di lakukan
untuk menumbuhkan pakan
alami, melakukan seleksi
dan penjarangan.
Ada beberapa syarat penting proses
pendederan ikan mas yang perlu diperhatikan yaitu untuk mencapai ukuran fingerling membutuhkan waktu 6 – 8 minggu, ukuran 5– 8 cm memerlukan waktu 4 bulan. Pada umur ini ikan bisa di beri pakan pellet dengan ukuran 250 mikron dalam
sehari pemberian 2 kali.
Selama pendederan air diganti tiap 2
minggu sekali dengan mengurangi air hingga 60% dari volume total dan menambahkan air yang baru. Pengecekan parameter kualitas air dilakukan secara
berkala terutama parameter pH harus dijaga agar
tetap optimal untuk pertumbuhan koi. Sampling pertumbuhan tidak dilakukan namun langsung pada akhir dari 2 bulan pemeliharaan di kolam pendederan tersebut. Lama pemeliharaan di kolam pendederan ini adalah 2
bulan, yaitu hingga benih mencapai
ukuran 9 – 12 cm. Setelah itu ikan diseleksi baik dari segi ukuran (keseragaman), kelengkapan tubuh
(tidak cacat), dan warna atau jenis.
5. PEMELIHARAAN IKAN MAS
Kualitas air media pemeliharaan baik
larva, benih maupun induk ikan mas harus
dijaga sesuai dengan syarat hidupnya. ikan mas dapat mudah terkena parasit karena termasuk ikan yang kurang aktif bergerak
ketika dipelihara sehingga
memudahkan parasit menempel dan
tumbuh pada badan ikan. Untuk mencegah munculnya serangan
penyakit dan menjaga keseimbangan kualitas
air, maka ada beberapa
perlakuan yang dapat
diaplikasikan pada media pemeliharaan ikan mas.
Menjaga kestabilan kualitas air media
pemeliharaan menjadi mutlak karena media
pemeliharaan ikan mas biasanya terbatas. Terdapat beberapa strategi untuk menjaga
kualitas air agar tetap
sesuai dengan kebutuhan
ikan yaitu :
1. Membuat tandon airTandon air ini dibuat agar ketersediaan air pengganti atau air media baru pemeliharaan menggunakan air yang sudah stabil. Tandon dapat berupa bak plastik besar, atau darium air bertutup. Treatment yang diberikan pada air tandon hanya pemberian daun ketapang untuk menjaga ph dan menekan organisme merugikan.
2. Pergantian air secara
rutin
Pergantian air harus dilakukan secara
rutin, tentunya dengan air yang telah dikondisikan/air
tandon. Jika pergantian air dengan menggunakan air baru, segera tempatkan daun ketapang kering untuk
menjaga kualitas air seimbang dan sesuai kebutuhan ikan mas.
Untuk memperkecil larva ikan mas yang mati, dilakukan
pergantian air sebanyak 70- 80% agar
kualitas air tetap baik. Selain itu, air pada bak pemeliharan larva ini dapat diganti sesuai dengan kondisi air pada
bak, jika air dirasa kotor maka dapat dilakukan penyiponan dan pergantian air
yang berasal dari sumur bor
menggunakan selang yang pada ujung selang ditambah
kain kasa halus. Untuk menjaga
ketersediaan oksigen pada bak
pemijahan ditambahkan aerasi. Menurut Susanto (2006), oksigen memegang peran yang sangat penting didalam
kehidupan seluruh makhluk hidup. Ikan
baru bisa menghisap oksigen bila dalam air banyak oksigen terlarut. Oksigen sebanyak
5-6 ppm yang terlarut dalam air dianggap
paling ideal untuk pertumbuhan
dan berkembang biak ikan dalam kolam. Menurut Sutisna ( 1995), suhu adalah kapasitas panas. Kisaran suhu yang diperlukan dalam pembenihan ikan adalah antara 25o-30o C untuk Do berkisar 5 mg/L untuk nilai Do yang baik untuk pertumbuhan ikan.
5.2 Pemberian Pakan ikan mas
ikan mas pada umumnya menyukai jenis
makanan yang bergerak, makanan harus
tersedia sejak telur koi menetas. Oleh karena itu, kebanyakan pembudidaya ikan mas terlebih dahulu melakukan kultur
pakan alami sebelum memijahkan ikan mas.
Adapun beberapa jenis pakan alami yang sering diberikan pada fase larva ikan mas antara lain Paramecium, Infusoria,
Vinegar Eel, Artemia, Kutu Air, Jentik Nyamuk,
Cacing Sutra, dan Blood Worm / Cacing
Darah.
Pemberian pakan pada ikan mas biasa
dilakukan dengan satiasi 100%. Yang artinya ikan kenyang 100%. Untuk masa pertumbuhan dapat dilakukan metode adlibitum
dimana pemberian pakan dilakukan secara terus menerus, yang artinya ketersediaan pakan pada media pemeliharaan
selalu tersedia. ikan mas biasanya ada pada
fase larva sampai umur 3 – 4 hari dari menetas, dan akan mulai membutuhkan pakan alami pada umur 4 hari. Untuk mendukung usaha pembenihan dan pembesaran ikan mas, maka pengetahuan tentang
pengadaan pakan alami dijabarkan sebagai berikut :
Larva ikan mas sangat kecil sehingga pada masa awal makan kira-kira
usia 4 – 8 hari memerlukan
pakan alami dengan ukuran yang sangat kecil pula sesuai dengan bukaan mulut ikan. Infusoria adalah pakan awal yang paling cocok karena selain ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut
larva koi juga kandungan nutrisi yang sesuai
dengan kebutuhan larva ikan mas. Untuk mengadakan pakan alami infusoria maka langkah-langkah berikut
dapat dilakukan :
-
Siapkan wadah berupa akuarium atau basket sebagai
media kultur infusoria
- Wadah
kultur kemudian diisi dengan air media pemeliharaan ikan mas dan dapat ditambahkan dengan air baru yang sudah
ditandon. Sebagai catatan, air media pemeliharaan yang digunakan
saat kultur harus air dari ikan yang sehat
- Sebagai substrat
dan nutrisi infusoria, maka dapat digunakan
sayuran seperti bayam, dan kol yang direbus terlebih
dahulu untuk sterilisasi dan mempercepat munculnya infusoria
- Selain
dengan menggunakan sayuran, dapat pula digunakan pellet halus dengan konsentrasi cukup 0,5 ppm.
- Sebagai
kontrol bahan organik pada media kultur, dapat ditempatkan tumbuhan apu-apu.
- Perubahan
air akan terjadi yaitu menjadi keruh. Pada okndisi ini maka infusoria belum muncul. Infusoria akan muncul
setelah kondisi air media kultur menjadi jernih.
- Indikator munculnya
infusoria adalah munculnya
koloni berwarna putih pada permukaan media kultur. Juka diamati pada
air media kultur dan di sinar dengan menggunakan
lampu senter akan terlihat
infusoria.
- Jika
telah muncul infusoria maka untuk memberikannya pada postlarva ikan mas dapat diberikan bersamaan
dengan air media kultur secukupnya sesuai kebutuhan.
- Pemberian
pakan lanjutan berupa Artemia dan Daphnia dapat dilakukan setelah ukuran
ikan mas memungkinkan untuk mengkonsumsi Artemia
dan Daphnia sp.
2.
Artemia
Artemia masuk kedalam
kelas udang renik, pada salinitas
tinggi akan membentuk siste yang dapat disimpan dalam
kondisi dorman. Siste artemia dapat ditetaskan
pada kondisi air yang sesuai. Media hidup adari artemia sendiri adalah air asin dengan salinitas antara 28 – 35 ppt.
Kandungan nutrisi dari larva artemia ini sangat
cocok untuk larva ikan. Selain mengandung protein yang tinggi mencapai 50% juga kaya akan mineral yang dibutuhkan
larva untuk pembentukan tulang dan sisik serta perkembangan jaringan tubuh
lainnya.
Benih
ikankoi akan dapat mengkonsumsi larva artemia secara lancar memasuki
usia 6 – 8 hari. untuk itu pakan alami artemia ini dapat disiapkan sebagai pakan lanjutan.
Pemberian pakan artemia ini tidak perlu terlalu lama, cukup 3 – 4 hari
saja karena benih ikan mas sudah dapat mengkonsumsi Daphnia sp atau Moina sp.
Adapun cara kultur artemia adalah sebagai berikut
:
- Siapkan
wadah kultur berupa botol atau galon air mineral atau wadah berbentuk kerucut lainnya. Wadah kultur tersebut kemudian di cat hitam pada sekeliling wadah kecuali pada bagian dasar.
- Wadah
kultur diposisikan bagian kerucut ada dibawah dan bagian atas atau dasar botol/galon dibuka/dipotong. Pada bagian
dasar kerucut ditutup sengan kuat agar tidak bocor saat diisi air. Untuk mempermudah panen artemia, dapat pula dipasang selang panen pada bagian dasar
sehingga saat panen hanya membuka kran
panen saja. Namun dengan pemasangan saluran tersebut maka siste artemia terkadang
banyak yang masuk kedalam selang sehingga tidak menetas. Jika demikian
maka saluran dapat ditiadakan dan menggunakan teknik sifon untuk memanen larva artemia
- Wadah
diidi dengan air laut dengan salinitas 30 – 38 ppt, jika tidak tersedia air
laut maka dapat diganti dengan
garam. Penambahan garam dilakukan agar salinitas yang dihasilkan sama dengan salinitas air laut yaitu 30 –
38 gr/liter air
- Pasang
aerasi pada bagian dasar kerucut wadah kultur agar nantinya siste artemia selalu dalam
keadaan teraduk
- Jika
wadah kultur sudah siap, media kultur sudah siap dan sistem pengaerasian sudah berjalan maka langkah selanjutnya adalah memasukkan siste artemia kedalam
media kultur
-
Dalam 24 jam maka siste artemia akan menetas dan siap untuk dipanen.
- Panen
artemia dapat dilakukan dengan cara mengendapkan artemia yang telah menetas
agar berada dibawah
dimana pada bagian dasar wadah kultur tidak diberikan
warna/cat sehingga akan lebih terang. Karena sifatnya yang fototaksis positif maka larva artemia akan mengumpur didasar.
- Untuk
mengendapkan, angkat aerasi dan tutup pada bagian atas wadah kultur sehingga gelap. Pengendapan ini dapat
berlangsung 5 – 10 menit. Kulit/cangkang siste
yang telah menetas akan berada di permukaan media kultur. Artinya terpisah antara
yang menetas dan cangkang.
- Pengambilan
larva artemia dapat dilakukan dengan membuka kran panen yang telah terpasang didasar
wadah atau dengan menyifon larva artemia.
- Pengambilan
larva artemia dapat dilakukan bertahap disesuaikan dengan waktu pemberian
pakan.
Selain pakan alami Infusoria dan Artemia, pakan
alami yang dapat diberikan adalah Daphnia sp dan Moina sp. Pakan alami jenis ini sangat populer digunakan baik untuk induk ikan mas maupun benih ikan
mas. Pemberian pakan ini pada induk akan meningkatkan
jumlah telur jika dibandingkan dengan pakan lain seperti cacing sutera dan jentik nyamuk. Daphnia sp memiliki kandungan lemak yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan cacing sutera dan
jentik nyamuk sehingga lebih baik dalam pembentukan
sel telur. Pakan alami jenis ini biasa ditemukan pada genangan air dengan bahan kandungan organik.
Langkah-langkah dalam melakukan kultur Daphnia sp dan
Moina sp yaitu :
- Wadah
kultur didapkan dan dibersihkan. Wadah kultur dapat berupa akuarium, bak beton/terpal berukuran
besar
- Jika
menggunakan pupuk organik dari kotoran unggas, maka dosis yang digunakan cukup 0,2 gr/liter dan ditempatkan pada
jaring agar padatan dari kotoran unggas tidak hancur dan terlarut
pada media kultur
- Inokulasi/penebaran
biang Daphnia sp dapat dilakukan
setelah air menjadi bening setelah
pemupukan. Kondisi keruh setelah pemupukan mengindikasikan proses dekomposisi pupuk masih berlangsung
sehingga air media kultur masih reaktif dan
bersifat panas untuk Daphnia sp.
- Setelah pemupukan
dilakukan dan air terlihat jernih,
maka inokulasi dapat dilakukan
dan dibiarkan selama 2 minggu. Dalam waktu tersebut, Daphnia akan berkembang biak. Pemanenan dapat dilakukan dan disisakan sebagai
biangan untuk dikembangkan kembali. Jika Daphnia
sudah berkembang, maka dapat dilakukan
pemupukan susulan.
- Jika metode pemupukan tersebut
dirasa kurang efektif,
maka sebagai media pemeliharaan/kultur
dapat diganti dengan air media pemeliharaan ikan dimana kandungan bahan organik sudah sesuai sebagai media hidup dari Daphnia dan Moina. Sebaiknya
digunakan air pemeliharaan yang masih baik atau tidak terlalu berbau.
Jika air media kultur berubah menjadi jernih maka dapat ditambahkan air
pemeliharaan ikan kembali sebagai pupuk. Panen dilakukan
jika populasi sudah padat dan disisakan
sebagai bian untuk dikultur tahap selanjutnya.
Selain pakan alami diatas, pakan alami lainnya yang dpat digunakan adalah cacing sutera dan jentik nyamuk. Pakan alami jenis ini biasa diperoleh kolekting dari alam karena jumlahnya melimpah. Pakan jentik nyamuk dan cacing sutera memiliki kandungan protein dan lemak yang tinggi sehingga akan sangat cocok untuk ikan mas dalam masa pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan pemberian pakan dapat dilakukan 2 – 3 kali sehari dengan satiasi 100%. Sedangkan untuk induk pemberian pakan cukup diberikan 1 kali sehari satiasi 100 %. Pemberian pakan terlalu banyak pada induk akan berdampak ikan terlampau gemuk dan berlemak sehingga produksi telur menjadi berkurang.
6. PENGENDALIAN PENYAKIT
Penyakit merupakan salah satu hambatan dalam proses
budidaya ikan, selain faktor lingkungan
dan manajemen. Penyakit ikan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan suatu
fungsi alat tubuh baik secara langsung maupun
tidak langsung. Penyakit menyerang ikan melalui proses hubungan antara tiga faktor, yaitu kondisi lingkungan
(kondisi di dalam air), kondisi inang (ikan), dan adanya jasad patogen
(jasad penyakit). Penyakit
bakterial, virus, dan lainnya merupakan suatu kendala dalam usaha
budidaya ikan air tawar (Pasaribu & Sumantri, 2004). Penyakit MAS (Motil Aeromonas
Septicemia) pada ikan disebabkan oleh bakteri
A. hydrophila, dan penyakit ini bersifat sistemik (Hernayanti et al., 2004). Bakteri tersebut menyerang apabila daya
tahan tubuh ikan turun akibat stress dan penurunan kualitas
lingkungan (Munajat & Budiana, 2003). Penyakit MAS (Motil Aeromonas
Septicemia) sering pula menjadi infeksi
sekunder setelah serangan
parasit. Dalam budidaya
ikan, Penyakit ikan dapat mengakibatkan kerugian ekonomis. Kerugian
yang ditimbulkan bergantung pada presentase populasi yang terserang penyakit, umur ikan yang sakit, parahnya penyakit, dan adanya infeksi sekunder.
Penyakit-penyakit tersebut banyak yang bersifat
infeksi seperti juga penyakit
pada hewan berdarah panas. Bagi ikan, faktor faktor non infeksi juga sangat berperan.
Penyakit menjadi momok dalam kegiatan budidaya
perikanan, kegagalan dalam budidaya salah satu faktor penyebab terbesar
adalah penyakit. Untuk itu sebisa mungkin dilakukan
pencegahan. Beberapa penyakit
pada ikan mas secara singkat dapat dijabarkan sebagai berikut :
Penyebab: Jamur, kondisi air yang kotor Sifat
Penyakit: Dapat menular
Gejala: Muncul bercak-bercak putih seperti kapas di badan
ikan (seperti panuan) dan luka
seperti gigitan kutu ikan, ikan jadi kurang aktif bergerak, nafsu makan
menurun, sirip menguncup, warna memucat.
Pengobatan:
- Isolasi/karantina ikan yang sakit
- Ganti Air total, tempatnya dicuci bersih
- Methylene Blue
- Garam Aquarium
- Ganti air total 3 hari kemudian,
bila masih belum ada tanda-tanda membaik, ulangi lagi pengobatan seperti
di atas.
- Buang bulu bulu halus jamur kemudian
mengolesnya pakai kapas yang diberi obat merah
Penyebab: Bakteri, kondisi air yang
kotor Sifat Penyakit: Dapat
menular
Gejala: Muncul warna gelap atau kadang kemerahan seperti
berdarah di pinggiran sirip, sirip
yang terserang lama kelamaan akan habis seperti rontok/sobek, ikan masih tetap aktif bergerak, nafsu makan tetap
baik, sirip bisa menguncup, warna memucat. Bila sudah parah busuknya akan
merembet sampai ke badan
ikan.
Pengobatan:
- Isolasi/karantina ikan yang sakit
- Ganti Air total, tempatnya dicuci bersih
- Antibiotik (Ampicillin, Super Tetra, dan sebagainya yang mana yang lebih mudah tersedia, dosisnya cukup 1 tetes per aquarium)
- Atau: Gunakan
General Tonic
- Garam Aquarium
- Ganti air total 3 hari kemudian,
bila masih belum ada tanda-tanda membaik, ulangi lagi pengobatan seperti
di atas.
Penyebab: Parasit, kondisi air yang
kotor, bisa berasal dari pakan hidup yang kurang bersih
Sifat Penyakit: Sangat menular
Gejala: Muncul bintik2 putih di badan ikan, ikan kurang
aktif bergerak, kurang nafsu makan, sirip bisa menguncup, warna memucat. Ikan sering bergerak
cepat dan menabrak
dinding aquarium, seperti
berusaha menggaruk badannya.
Bila sudah parah bintik
putihnya akan merembet
sampai ke seluruh
badan ikan. Pengobatan:
- Isolasi/karantina ikan yang sakit
- Ganti Air total, tempatnya dicuci bersih
- Methylene Blue
- Garam Aquarium
- Jemur ikan di bawah sinar Matahari
pagi
- Ganti air total 3 hari kemudian,
bila masih belum ada tanda2 membaik, ulangi lagi pengobatan seperti dari atas.
4. Lernaea (cacing jangkar)
Penyebab: Parasit cacing jangkar, kondisi
air yang kotor.
Sifat Penyakit: Sangat menular
Gejala: Biasanya parasit ini menempel pada bagian luar
tubuh ikan atau pada insang. Cacing
ini menghisap cairan tubuh, sehingga badan koi menjadi lemah dan tubuhnya kurus, kalau tidak segera diatasi koi akan
mati. Dalam jumlah sedikit, lernaea pada seekor
koi dapat dicabut dengan pinset.Bekas luka yang berdarah diolesi obat merah. Pengobatan:
- Isolasi/karantina ikan yang sakit
- Ganti Air total, tempatnya dicuci bersih
- Methylene Blue
- Garam Aquarium
- Jika serangan
merata rendam dengan larutan
formali konsentrasi 25 ppm selama 10 menit
pengulangan 2 - 3
kali setiap 2 hari sekali
- Ganti air total 3 hari kemudian,
bila masih belum ada tanda2 membaik, ulangi lagi pengobatan seperti dari atas.
5. Penyakit Lumpur
Penyakit ini timbul akibat pemberian
pakan yang mengandung protein secara berlebihan
dan suhu air rendah, sehingga mengakibatkan kulit koi mengalami iritasi dan pembuluh darahnya terinfeksi bakteri.
Kondisi ini akan kembali pulih jika air kolam segera
diganti dengan yang baru dan bersih. Untuk mempercepat
penyembuhan, lakukan perendaman dengan garam dapur 10 % setiap hari dan biarkan selama satu jam sampai
ikan benar-benar sembuh.
6. Dropsy (penyakit pinecone)
Penyebab: Bakteri Internal
(menyerang Ginjal), kondisi
air yang kotor atau pakan yang kotor
Sifat Penyakit: SANGAT – SANGAT menular
Gejala: Sisik ikan rontok, Perut ikan mulai membengkak
berisi cairan dan lendir, ikan jadi
tdk aktif, nafsu makan berkurang seringkali tdk mau mkn sama sekali, sirip bisa menguncup, warna memucat, sulit berenang,
ikan sulit bernapas.
Pengobatan:
Dikarenakan gejala awal dropsy yang seringkali mirip dengan sembelit, dan baru ketahuan pd saat sisik mulai terangkat,
maka sangat sulit menyembuhkan penyakit ini. Lakukan
hal sebagai berikut:
- Isolasi/karantina
ikan yang sakit tambahkan garam ikan sebanyak satu sendok teh untuk 3,8 liter air, ganti air dan garamnya
tiap 2 hari sekali
-
Ganti Air total,
tempatnya dicuci bersih
- Antibiotik (Kanaplex 36 gram per 3,8 liter air ke dalam aquarium
selama 7 hari.)
- Atau: Gunakan
obat Anti Internal
Bacteria
- Beri pakan yang sudah dicampur obat yakni Oxytetracyccline 55 mg per kg berat ikan
selama 10 hari berturut-turut.
- Ganti air total 3 hari kemudian,
bila masih belum ada tanda2 membaik.
Sumber Pustaka : Tim Budidaya Perikanan BPPP TEGAL, 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar